BUDAYA ORGANISASI DALAM
PERUSAHAAN
Disusun Oleh :
Nama : Deni Steven
NPM :11215679
Kelas :1EA18
Dosen : Awan Jemeny Putra
UNIVERSITAS GUNADARMA
Depok
2015/2016
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT
yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur
atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya
kepada kami. Ucapan terima kasih kepada Bapak Jeminy Putra sebagai dosen mata
kuliah softskill Ilmu Budaya Dasar
yang memberi kesempatan kepada saya untuk membuat tugas makalah perindividu
ini.
Makalah ini pun berjudul “BUDAYA ORGANISASI DALAM PERUSAHAAN”. Sesuai
dengan Kelompok saya yaitu kelompok lima
Makalah ini dibuat dengan
berbagai sumber, yaitu buku dan internet. Dengan adanya makalah ini saya
sebagai Penulis berharap mahasiswa dapat mengerti apa itu budaya organisasi
dalam perusahaan dan dapat menerapkannya
didalam dunia kerja nanti.
Demikian makalah ini saya buat,
untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Ilmu Budaya Dasar.
Akhir kata dengan
menyadari segala keterbatasan , saya berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
banyak pihak
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
…………………….……………………………………………………............
Daftar Isi
…………………………...……………………………………………………................
Bab
I. Pendahuluan
……………….……………………………………………..……….........
Bab
II. Pembahasan
……………………………………...……………………………….........
Bab
III. Kesimpulan …....………………………………………………………………….............
Daftar
Pustaka …………………………………………...……………………………...
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Tipe-tipe organisasi saat ini sangat bervariasi dalam hal ruang lingkup dan
ukuran dan mungkin akan memiliki beberapa praktik yang unik pada organisasi
itu. Misalnya, sebuah organisasi yang umum adalah organisasi akademik yaitu
universitas. Terdapat beberapa ritual dalam perguruan tinggi, seperti orientasi
mahasiswa baru, pestafrat ernit y (perkumpulan khusus mahasiswa di perguruan
tinggi sertasorority (perkumpulan khusus mahasiswi), serta makanan kantin. Praktik-praktik
seperti bimbingan dan magang juga memberi ciri kebanyakan institusi di
perguruan tinggi.
Jelaslah bahwa inti dari
kehidupan organisasi ditemukan di dalam budayanya. Dalam hal ini, budaya tidak
mengacu pada keanekaragaman ras, etnis, dan latar belakang individu. Melainkan
budaya adalah suatu cara hidup di dalam sebuah organisasi. Budaya organisasi
mencakup iklim atau atmosfer emosional dan psikologis. Hal ini mungkin mencakup
semangat kerja karyawan, sikap, dan tingkat produktivitas. Budaya organisasi
juga mencakup simbol (tindakan, rutinitas, percakapan, dst.) dan makna-makna
yang dilekatkan orang pada simbol- simbol ini. Makna dan pemahaman budaya
dicapai melalui interaksi yang terjadi antar karyawan dan pihak manajemen.
B. Rumusan Masalah
Rumusan
masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
- Apakah pengertian dari budaya organisasi?
- Apa saja teori-teori mengenai budaya organisasi?
- Apakah dimensi-dimensi budaya organisasi?
- Bagaimana peranan budaya organisasi?
- Bagaimana cara karyawan mempelajari budaya organisasi?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Budaya Organisasi
Robbins (1996) memberi pengertian budaya organisasi antara lain sebagai:
- Nilai-nilai dominan yang didukung oleh organisasi.
- Falsafah yang menuntun kebijaksanaan organisasi terhadap pegawai dan
pelanggan.
- Cara pekerjaan dilakukan di tempat itu.
- Asumsi dan kepercayaan dasar yang terdapat di antara anggota
organisasi.
Dari sudut pandang karyawan,
budaya memberi pedoman bagi karyawan akan segala sesuatu yang penting untuk
dilakukan. Sejumlah peran penting yang dimainkan oleh budaya perusahaan adalah:
1. Membantu
pengembangan rasa memiliki jati diri bagi karyawan.
2. Dipakai
untuk mengembangkan keterkaitan pribadi dengan organisasi.
3. Membantu
stabilitas organisasi sebagai suatu sistem sosial.
4. Menyajikan
pedoman perilaku sebagai hasil dari norma perilaku yang sudah dibentuk.
Budaya organisas yang terbentuk, dikembangkan, diperkuat atau bahkan
diubah, memerlukan praktik yang dapat membantu menyatukan nilai budaya anggota
dengan nilai budaya organisasi. Praktik tersebut dapat dilakukan melalui
induksi atau sosialisasi, yaitu melalui transformasi budaya organisasi.
Sosialisasi organisasi merupakan serangkaian aktivitas yang secara substantif
berdampak kepada penyesuaian aktivitas individual dan keberhasilan organisasi,
antara lain komitmen, kepuasan dan kinerja. Beberapa langkah sosialisasi yang
dapat membantu dan mempertahankan budaya organisasi adalah melalui seleksi
calon karyawan, penempatan, pendalaman bidang pekerjaan, penialian kinerja, dan
pemberian penghargaan, penanaman kesetiaan pada nilai-nilai luhur, perluasan
cerita dan berita, pengakuan kinerja dan promosi. Berbagai praktik di atas
dapat memperkuat budaya organisasi dan memastikan karyawan yang bekerja sesuai
dengan budaya organisasi memberikan imbalan sesuai dukungan yang dilakukan. Sosialisasi
yang efektif akan menghasilkan kepuasan kerja, komitmen organisasi, rasa
percaya diri pada pekerjaan, mengurangi tekanan serta kemungkinan keluar dari
pekerjaan. Beberapa hal yang dapat dilakukan organisasi untuk mempertahankan
organisasi adalah menyusun asumsi dasar, menyatakan dan memperkuat nilai yang
diinginkan dan menyosialisasikan melaui contoh.
B. Teori Budaya
Organisasi
Terdapat tiga asumsi yang mengarahkan pada teori budaya organisasi yaitu:
1. Angota-anggota organisasi menciptakan dan mempertahankan perasaan yang
dimiliki bersama mengenai realitas organisasi, yang berakibat pada pemahaman
yang lebih baik mengenai nilai-nilai sebuah organisasi.
Asumsi yang pertama berhubunan dengan pentingya orang
di dalam kehidupan organisasi. Secara khusus, individu saling berbagi dalam
menciptakan dan mempertahankan realitas. Individu-individu ini mencakup karyawan,
supervisor, dan atasan. Pada inti dari asumsi ini adalah yang dimiliki oleh
organisasi. Nilai adalah standar dan prinsip-prinsip dalam sebuah buadanya yang
memiliki nilai intrinsik dari sebuah budaya. Nilai menunjukkan kepada anggota
organisasi mengenai apa yang penting. Orang berbagi dalam proses menemukan
nilai-nilai perusahaan. Menjadi anggota dari sebuah organisasi membutuhkan
partisipasi aktif dalam organisasi tersebut. Makna dari simbol-simbol tertentu
misalnya, mengapa sebuah perusahaan terus melaksanakan wawancara terhadap calon
karyawan ketika terdapat sebuah rencana pemutusan hubungan kerja besar- besaran
dikomunikasikan baik oleh karyawan maupun oleh pihak manajemen. Makna simbolik
dari menerima karyawan baru ketika yang lainnya dipecat tidak akan dilewatkan
oleh pekerja yang cerdik; mengapa memberikan uang pada karyawan baru ketika
yang lama kehilangan pekerjan mereka? Karyawan memberikan kontribusi dalam
pembentukan budaya organisasi. Perilaku mereka sangatlah penting dalam
menciptakan dan pada akhirnya mempertahankan realitas organisasi.
2. Penggunaan dan intepretasi simbol sangat penting dalam budaya orgaisasi.
Realitas
organisasi juga sebagiannya ditentukan oleh simbol-simbol, dan ini merupakan
asumsi kedua dari teori ini. Perspektif ini
menggaris bawahi pengguanaan simbol di dalam organisasi. Simbol merupakan representasi
untuk makna. Angota-angota . organisasi menciptakan, menggunakan, dan mengintrepetasikan simbol setiap hari.
Simbol-simbol ini sangat penting bagi budaya perusahaan. Simbol-simbol mencakup
komunikasi verbal dan nonverbal di dalam organisasi. Seringkali, simbol-simbol
ini mengkomunikasikan nilai-nilai organisasi. Simbol dapat berupa slogan yang
memiliki makna. Sejauh mana simbol-simbol ini efektif bergantung tidak hanya
pada media tetapi bagaimana karyawan perusahaan mempraktikannya.
3. Budaya
bervariasi dalam organisasi-organisasi yang berbeda, dan interpretasi tindakan
dalam budaya ini juga beragam
Asumsi yang ketiga mengenai teori budaya organisasi
berkaitan dengan keberagaman budaya organisasi. Sederhana, budaya organisasi
sangat bervariasi. Persepsi mengenai tindakan dan aktivitas di dalam
budaya-budaya ini juga seberagam budaya itu sendiri.
C. Dimensi Budaya Organisasi
Terdapat banyak dimensi yang
membedakan budaya. Dimensi ini mempengaruhi perilaku yang dapat mengakibatkan
kekeliruan pemahaman, ketidakepakatan, atau bahkan konflik. Konsep budaya
pada awalnya berasal dari lapangan antropologi dan mendapat tempat pada awal
perkembangan ilmu perilaku organisasi. Dimensi-dimensi yang digunakan untuk
membedakan budaya.
organisasi, menurut Robbins
(1996) ada tujuh karakteristik primer yang secara bersama-sama menangkap
hakikat budaya organisasi, yaitu:
- Inovasi dan pengambilan resiko.
- Perhatian ke hal yang rinci.
- Orientasi hasil.
- Orientasi Orang.
- Orientasi Tim.
- Keagresifan.
- Kemantapan.
Luthan (1998) menyebutkan
sejumlah karakteristik yang penting dari budaya organisasi, yang meliputi:
- Aturan-aturan perilaku Yaitu bahasa, terminologi, dan ritual yang
biasa dipergunakan oleh anggota organisasi.
- Norma Adalah standar perilaku yang menjadi petunjuk bagaimana
melakukan sesuatu. Lebih jauh di masyarakat kita kenal adanya norma agama,
norma susila, norma sosial, norma adat, dll.
- Nilai-nilai dominan Adalah nilai utama yang diharapkan dari organisasi
untuk dikerjakan oleh para anggota, misalnya tingginya kualitas produk,
rendahnya tingkat absensi, tingginya produktivitas dan efisiensi, serta
tingginya disiplin kerja.
- Filosofi Adalah kebijakan yang dipercaya organisasi tentang hal-hal
yang disukai para karyawan dan pelanggannya, seperti “Kepuasan Anda adalah
harapan Kami”.
- Peraturan-peraturan Adalah aturan yang tegas dari organisasi. Pegawai
baru harus mempelajari peraturan ini agar keberadaannya dapat diterima
dalam organisasi.
- Iklim Organisasi Adalah keseluruhan “perasaan” yang meliputi hal-hal
fisik, bagaimana para anggota berinteraksi dan bagaimana para anggota
organisasi mengendalikan diri dalam berhubungan dengan pelanggan atau
pihak luar organisasi.
Hofsede (dalam Gibson, 1996) mengemukakan empat dimensi budaya, yaitu:
- Penghindaran atas ketidakpastian
Adalah tingkat
dimana anggota masyarakat merasa tidak nyaman dengan ketidakpastian dan ambiguitas.
Perasaan ini mengarahkan mereka untuk mempercayai kepastian yang menjanjikan
dan untuk memelihara lembaga- lembaga yang melindungi penyesuaian.
- Maskulin vs feminim
Tingkat
maskulinitas adalah kecenderungan dalam masyarakat akan prestasi, kepahlawanan,
ketegasan, dan keberhasilan materiil. Feminitas berarti kecenderungan akan
kesederhanaan, perhatian pada yang lemah, dan kualitas hidup.
- Individu
vs kebersamaan
Individualisme adalah kecenderungan dalam kerangka
sosial dimana individu dianjurkan untuk menjaga diri sendiri dan keluarganya.
Kolektivisme berarti kecenderungan dimana individu dapat mengharapkan kerabat,
suku, atau kelompok lainnya melindungi mereka sebagai ganti atas loyalitas
mutlak yang mereka berikan.
- Jarak
kekuasaan
Adalah ukuran dimana anggota suatu masyarakat menerima
bahwa kekuasaan dalam lembaga atau organisasi tidak didistribusikan secara
merata. Selanjutnya budaya organisasi dapat ditemukan dalam tiga tingkatan, yaitu:
a. Artefak
Pada tingkat ini budaya bersifat kasat mata tetapi
seringkali tidak dapat diartikan, misalnya lingkungan fisik organisasi,
teknologi, dan cara berpakaian. Analisis pada tingkat ini cukup rumit karena mudah diperoleh tetapi sulit
ditafsirkan.
b. Nilai
Nilai memiliki
tingkat kesadaran yang lebih tinggi daripada artefak. Nilai ini sulit diamati
secara langsung sehingga untuk menyimpulkannya seringkali diperlukan wawancara
dengan anggota organisasi yang mempunyai posisi kunci atau dengan menganalisis
kandungan artefak seperti dokumen.
c. Asumsi dasar
Merupakan
bagian penting dari budaya organisasi. Pada tingkat ini budaya diterima begitu
saja, tidak kasat mata dan tidak disadari. Asumsi ini merupakan reaksi yang
bermula dqari nilai-nilai yang didukung. Bila asumsi telah diterima maka kesadaran
akan menjadi tersisih. Dengan kata lain perbedaan antara asumsi dengan nilai
artefak terletak pada apakah nilai-nilai tersebut masih diperdebatkan dan
diterima apa adanya atau tidak.
Tahap-tahap pembentukan atau pembangunan budaya organisasi dapat diidentifikasikan
sebagai berikut:
- Seorang (biasanya pendiri) datang dengan ide atau gagasan tentang
sebuah usaha baru.
- Pendiri membawa orang-orang kunci yang merupakan para pemikir, dan
menciptakan kelompok inti yang mempunyai visi yang sama dengan pendiri.
- Kelompok inti memulai serangkaian tindakan untuk menciptakan
organisasi, mengumpulkan dana, menentukan jenis dan tempat usaha dan
lain-lain yang relevan.
- Orang-orang lain dibawa ke dalam organisasi untuk berkarya
bersama-sama dengan pendiri dan kelompok inti, memulai sebuah sejarah
bersama. Pembianaan budaya perusahaan dapat dilakukan dengan serangkaian
langkah sosialisasi sebagai berikut:
- Seleksi pegawai yang objektif.
- Penempatan
orang dalam pekerjaan sesuai dengan kemampuan dan bidangnya, “the right
man on the right place at the right time”.
- Perolehan
dan peningkatan kemahiran melalui pengalaman.
- Pengukuran prestasi dan pemberian imbalan yang
sesuai.
- Penghayatan akan nilai-nilai kerja atau hal lain yang penting.
- Ceritera-ceritera dan faktor-faktor organisasi yang menumbuhkan
semangat dan kebanggan.
- Pengakuan dan promosi bagi karyawan yang berprestasi.
E. Cara
Karyawan Mempelajari Budaya Perusahaan
Proses transformasi budaya oleh karyawan dapat dilakukan dengan beberapa
cara, yaitu:
- Ceritera-ceritera
Ceritera-ceritera
mengenai bagaimana kerasnya perjuangan pendiri organisasi di dalam memulai
usaha sehingga kemudian menjadi maju seperti sekarang merupakan hal yang baik
untuk disebarluaskan. Bagaimana sejarah pasang-surut perusahaan dan bagaimana
perusahaan mengatasi kemelut dalam situasi tak menentu merupakan kisah yang
dapat menodorong dan memotivasi karyawan untuk bekerja keras jika mereka mau
memahaminya.
2. Ritual / Upacara-upacara
Semua
masyarakat memiliki corak ritual sendiri-sendiri. Di dalam perusahaan, tidak
jarang ditemui acara-acara ritual yang sudah mengakar dan menjadi bagian hidup
perusahaan. Sehingga tetap dipelihara keberadaannya, contohnya adalah selamatan
mulai musim giling di pabrik gula.
3. Simbol-simbol material
Simbol-simbol
atau lambang-lambang material seperti pakaian seragam, ruang kantor dan
lain-lain, atribut fisik yang dapat diamati merupakan unsur penting budaya
organisasi yang harus diperhatikan sebab dengan simbol-simbol itulah dapat
dengan cepat diidentifikasi bagaimana nilai, keyakinan, norma, dan berbagai hal
lain itu menjadi milik bersama dan dipatuhi anggota organisasi.
- Bahasa
Bahasa
merupakan salah satu media terpenting di dalam mentransformasikan nilai. Dalam
suatu organisasi atau perusahaan, tiap bidang, divisi, strata atau semacamnya
memiliki bahasa atau jargon yang khas, yang kadang-kadang hanya dipahami oleh
kalangan itu sendiri. Hal ini penting karena untuk dapat diterima di suatu
lingkungan dan menjadi bagian dari lingkungan, salah satu syaratnya adalah
memahami bahasa yang berlaku di lingkungan itu. Dengan demikian menjadi jelas
bahwa bahasa merupakan unsur penting dalam budaya perusahaan.
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian-uraian di
atas, pada bab ini dapat dikemukakan beberapa pokok kesimpulan sebagai berikut:
1. Budaya
perusahaan tidak muncul dengan sendirinya di kalangan anggota organisasi,
tetapi perlu dibentuk dan dipelajari karena pada dasarnya budaya perusahaan
adalah sekumpulan nilai dan pola perilaku yang dipelajari, dimiliki bersama,
oleh semua anggota organisasi dan diwariskan dari satu generasi ke generasi
berikutnya.
2. Budaya
perusahaan sangat penting peranannya dalam mendukung terciptanya suatu organisasi
atau perusahaan yang efektif. Secara lebih spesifik, budaya perusahaan dapat
berperan dalam menciptakan jati diri, mengembangkan keikutsertaan pribadi
dengan perusahaan dan menyajikan pedoman perilaku kerja bagi karyawan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Abdul Husein at Tariqi
(2004), Ekonomi Islam, prisip Dasar, dan Tujuan
, Magistra Insania Press, Jakarta
Abdullah Al Mushlih & Shalah as
Shawi (2004), Fikih Ekonomi Keuangan Islam, Darul Haq, Jakarta
Abdullah Saeed (2004). Bank Islam
dan Bunga, Studi Kritis dan Intepretasi Kontemporer
tentang Riba dan Bunga, Pustaka
Pelajar, Yogyakarta.
Abdul salam Al Abadi (1987), Al
Milkiyyah fii Syariatil Iskamiyyah”, Maktabah Aqsa,
AmmanAfazlurrahman (1996), Muhammad
Sebagai SeorangPedagang, Yayasan Swarna Bhumi, Jakarta.
Arikunto, Suharsiwi, 1996,
Prosedur Penelitian :Suatu
Pendekatan Praktek, Binarupa Aksara,Jakarta